Arti Sahabat
Luna, Olive, Silvy, dan Meta sedang duduk berkumpul bersama. Mereka
mengobrol, bernyanyi sambil sesekali tertawa lantang, saling menjahili satu
sama lain. Sungguh seperti sebuah keluarga yang harmonis.
Karena merasa iri hati, Alexa dan Tifa yang tak mempunyai banyak
teman datang untuk mengacaukan suasana.
Alexa : “Idih...!!! Suara pas-pasan saja sok mau nyanyi! Diam saja
deh mendingan!”(dengan wajah menghina)
Silvy : “ Eh, suka-suka
dong! Kayak suara kamu saja yang paling enak, masih menang suara katak daripada
suara kamu!”(sambil bercanda dan tersenyum)
Semua anak di tempat itu tertawa keras, kecuali Alexa dan Tifa yang
rautnya berubah menjadi tak karuan dan pergi meninggalkan tempat itu. Luna dan
kawan-kawannya pun melanjutkan obrolan mereka lagi tanpa menghiraukan Alexa dan
Tifa.
Silvy : “Hmm... maaf
semuanya, aku pergi dulu ya? Ada janji buat latihan, maklum mau ada konser amal
kecil-kecilan gitu...”
Meta : “Duh, sibuknya! Ya sudah cepat berangkat, hati-hati!”(sambil
melambai-lambaikan tangan)
Olive : “Waduh, panggilan alam nih! Aku ke toilet dulu,
ya?”(buru-buru meninggalkan anak-anak
yang lain)
Luna : “Hmm, datang lagi deh
‘langganannya’! Dasar nggak berubah...haha..”(menggeleng-gelengkan kepala)
Meta : “Hahaha, biasalah,
Na. Kalau nggak gitu, bukan Olive namanya,”
Luna : “Eh, haus nih! Minum
es enak kali ya?”
Meta : “Sssttt....!!!!
Sekarang kan puasa. Masa kamu lupa? Atau jangan-jangan kamu nggak puasa?”
Luna : “Ups! Oh, iya!
Astagfirullah, maafkan hamba Ya Allah (sambil mengelus dada). Ya sudah, jangan
dipikirkan, mending kita saling curhat saja.”
Meta : “Oke, aku mau curhat
ke kamu, sebenarnya beberapa bulan ini ada yang beda dari aku, aku sudah nggak
bisa menyembunyikan ini semua. Dan menurutku cuma kamu yang bisa jaga rahasia
ini.”
Luna : “Rahasia? Cerita
saja, Ta! Kita kan sudah berteman lama. Lagian aku sudah siap kok buat jadi
pendengar yang baik,”(berusaha meyakinkan Meta)
Tanpa mereka sadari, Olive yang rupanya selesai dari toilet berdiri
di kejauhan. Olive melihat Luna dan Meta sedang asyik bercerita, dan
mengurungkan niatnya untuk menghampiri mereka. Ia melamun. Dan saat tersadar
dari lamunannya, ia menuju Meta dan Luna, dan tersentak ia terkejut mendengar
ucapan Meta.
Meta :
“Aku...sssu...kkaa....Kak Bondan!!!”(dengan terbata-bata)
Olive :
“Hah?!”(datang tiba-tiba dan mendengar ucapan Meta yang membuatnya
kesal)
Di
saat itu pula pertengkaran terjadi.
Luna
:
“Eh, kamu sudah balik?”
Olive :
(tanpa memerdulikan perkataan Luna) Ta, serius kamu suka Kak Bondan??”
Meta :
“Hmm, ngomong apa sih, kamu...?”(pura-pura tidak tahu)
Olive
:
“Halah..!!! Nggak usah bohong deh! Aku dengar kok!”
Luna : “Kamu salah dengar
kali?”
Olive : “Ta, kayaknya kamu juga harus tahu! Aku suka sama Kak
Bondan lama banget, kamu nggak boleh gitu dong! Kayak nggak ada yang lain
saja!”(marah-marah)
Luna : “Hey, sudah diam
semua!!!”(berusaha menandingi nada tinggi Olive dan Meta)
Meta : “Oh gitu ya? Berarti
kamu tuh yang ngerebut gebetan teman sendiri, kamu saja yang naksir sama cowok
lain, ngapain pakai nyuruh aku?”(balik marah)
Keadaan semakain parah karena tidak ada yang mau mengalah.
Luna : “Sudah, sudah! Jangan bertengkar cuma gara-gara masalah
cowok! Kita sudah berteman lama, jangan sampai semua rusak cuma karena masalah sepele kayak gini!”
Olive : (meninggalkan
teman-temannya dan pergi menyendiri)
Sialnya, dua orang yang sangat membenci Luna CS mengetahui perkara
ini. Alexa memanfaatkan keadaan ini untuk menghancurkan persahabatan mereka
berlima. Dengan satu-satunya teman setia yaitu Tifa, mereka memengaruhi Olive
supaya memusuhi dan membenci semua sahabatnya itu.
Olive : (duduk termenung,
sendiri, dan terdiam)
Alexa : “Ehm, kok cemberut
sih?”(berusaha menarik simpati Olive)
Tifa : “Ada masalah ya,
Liv?”
Olive : “Katanya sahabat,
masak harus naksir cowok yang sama? BT banget kan?”(berkata dengan nada ketus)
Alexa : “Sabar saja deh. Mending sementara nggak usah
akrab dulu deh sama mereka. Nanti kan jadi saingan yang nggak sehat!”(merayu)
Tifa : “Iya, benar tuh!”(meyakinkan
Olive)
Olive : “Gitu, ya..?”
Alexa : “Gini saja, mending
mulai sekarang kamu gabung sama kita berdua. Nanti kita akan bantu kamu
mengalahkan Si Meta gingsul itu!”
Tifa : “Iya, benar, Liv.
Kita bela kamu kok.”
Olive : “Emang boleh?”
Tifa dan Alexa : “Ya bolehlah!”
Olive hanya tersenyum, entah benar atau tidak keputusannya ini, dia
tidak begitu peduli saat itu.
Sepulang sekolah.....
Luna menceritakan semua yang terjadi tadi antara Meta dan Olive
kepada Silvy yang kebetulan adiknya Kak Bondan.
Luna : “Vy, kemarin Meta dan Olive bertengkar gara-gara mereka
sama-sama suka sama kakakmu, Kak Bondan. Menurutku, kamu harus kasih kepastian
buat mereka berdua. Aku nggak mau mereka bertengkar terlalu lama dan membuat
persahabatan kita hancur.”
Silvy : “Iya, aku ngerti kok, Lun. Aku akan bicara ke Kak Bondan
langsung mengenai masalah ini. Setelah itu, aku akan berusaha jelaskan semuanya
ke mereka biar mereka nggak bertengkar sia-sia.”
Luna : “Terima kasih, Vy atas bantuannya.”
Silvy : “Sama-sama.”
Silvy menceritakan kepada Kak Bondan tentang masalah seperti yang
Luna katakan tadi di sekolah. Namun, karena Kak Bondan sedang sakit demam, Kak
Bondan tidak bisa mengatakannya langsung ke Meta dan Olive. Karena itu, Kak
Bondan menitipkan pesannya ke Silvy.
Keesokan harinya, sepulang sekolah, Silvy pun berusaha menemui Meta
dan Olive saat itu juga. Namun sayang, hanya Meta yang mau menemui Silvy,
sedangkan Olive tidak mau menemui Silvy.
Silvy : ”Ta, Luna sudah
menceritakan semuanya ke aku. Dan aku sudah menyampaikannya langsung ke Kak
Bondan. Kak Bondan minta maaf karena tidak bisa mengatakannya langsung ke kamu
karena ia sedang sakit. Kata Kak Bondan, untuk waktu dekat ini kakak lagi nggak
ingin mikir cewek. Kakak masih ingin serius di dunia musiknya. Jadi, Kak Bondan
minta maaf karena telah membuat kamu sama Olive bertengkar.”
Meta : “Oke, aku ngerti kok. Cuma kayaknya sekarang
Olive sudah terlanjur terpengaruh sama Alexa. Kayaknya akan sulit untuk
mengembalikan dia kayak dulu lagi.”(sambil mendesah putus asa)
Silvy : “Kamu tenang saja.
Mudah-mudahan Olive bisa berubah kayak dulu lagi.”
Tiba-tiba Tifa datang menghampiri mereka.
Meta : “Ada apa, Fa?
Tumben kamu ke kita? Biasanya sama Alexa terus.”(keheranan)
Tifa : “Gawat! Aku tadi
dapat telepon dari mamanya Alexa kalau Alexa kecelakaan. Sekarang dia lagi
dirawat di Rumah Sakit Cempaka Husada.”(cemas)
Silvy : “Astagfirullah. Ya
sudah, kamu tenang dulu. Meta, tolong kamu panggil Luna agar kita bisa pergi ke
rumah sakit sekarang.”
Meta : “Iya, aku akan segera mengajak Luna.”(pergi
meninggalkan tempat itu)
Akhirnya, Luna, Meta, Silvy, dan Tifa pergi ke Rumah Sakit Cempaka
Husada untuk menjenguk Alexa. Sesampainya di rumah sakit....
Silvy : “Olive? Kamu sudah
tahu kalau Alexa kecelakaan?”
Olive : “Iya, aku sudah
tahu dari Tifa. Semuanya, aku minta maaf. Terutama untuk Meta, aku minta maaf
banget ke kamu. Selama ini, aku sadar kalau perbuatanku salah. Kamu mau kan
maafin aku?”
Meta : “Tentu, aku mau
maafin kamu. Aku juga minta maaf, soalnya aku sudah ngomong kasar ke
kamu.”(sambil memeluk Olive)
Luna : “Makanya, lain kali
kalau mau naksir cowok nggak usah pakai acara kompakan!”
Semua : (tertawa bersama-sama)
Luna : “Oh, ya! Lex,
bagaimana keadaanmu?”
Alexa : “Alhamdulillah, kata
dokter, keadaanku cukup baik. Cuma, sekarang masih pusing.”
Silvy : “Syukurlah kalau
begitu. Mudah-mudahan kamu cepat sembuh.”
Alexa : “Teman-teman, kalian
baik sekali mau menjenguk aku walaupun aku selalu jahat ke kalian. Aku jadi
malu atas sikapku selama ini. Mungkin, ini semua teguran dari Allah. Maafkan
aku ya? Boleh kan aku gabung sama kalian?”
Luna : “Alhamdulillah, kamu
akhirnya sadar juga. Tentu sangat boleh kamu mau gabung ke kami. Sebetulnya
selama ini kami juga tidak pilih-pilih teman. Itulah arti sahabat sebenarnya.”
Tifa : “Semuanya,
maafkan aku juga, ya!”
Meta : “Iya, kita mau kok
maafin kamu! Tapi ada syaratnya lho!”
Tifa : “Apa syaratnya?”
Meta : “Kamu harus traktir
kita makan!”(sambil tersenyum-senyum)
Alexa : “Eitz, satu lagi, jangan lupa aku diajak ya!”
Luna : “Ya, tapi kita
makan-makan, kamu kan belum sembuh. Jadi, setelah sembuh, kamu makan sendiri!”
Semua : (tertawa bersama-sama)
Tak ada satupun manusia di dunia ini yang sempurna. Mereka semua
tak pernah luput dari kesalahan. Oleh karena itu, meminta maaflah jika merasa
bersalah. Dan maafkanlah bila ada yang bersalah. Semua akan indah jika kita
saling memaafkan satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar