Majas adalah gaya bahasa dalam
bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan
untuk mewakili perasaan dan pikiran si pengarang.
MAJAS PERBANDINGAN
1. Alegori, menyatakan dengan cara lain,
melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh :
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing,
yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala
sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
2. Alusio, pemakaian ungkapan yang tidak
diselesaikan karena sudah dikenal.
Contoh : Sudah dua hari ia tidak
terlihat batang hidungnya.
3. Simile, pengungkapan dengan perbandingan
eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya,
bagaikan, dll.
Contoh : Kasih saying Ibu itu hangat
layaknya sinar mentari pagi.
4. Sinestesia, metafora berupa ungkapan yang
berhubungan dengan suatu indra untuk dikenakan pada indra lain.
Contoh : Aku menyukai padang rumpun
karena suaranya tenang sekali.
5. Pars pro toto, pengungkapan sebagian dari objek
untuk menunjukkan keseluruhan objek
Contoh : Sejak kemarin dia tidak
kelihatan batang hidungnya.
6. Aptronim, pemberian nama yang cocok dengan
sifat atau pekerjaan orang.
Contoh : Si gemuk tu makan saja
daritadi.
7. Metonimia, pengungkapan berupa penggunaan
nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh : Pelaku tabrak lari itu menaiki
Kijang kapsul hitam.
8. Hipokorisme, penggunaan nama timangan atau
kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
Contoh : Kucing mina sangat manis
menawan, karena itu Mina sangat menyukainya.
9. Eufimisme, pengungkapan kata-kata yang
dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau
dianggap halus.
Contoh : Dimana saya dapat menemukan
kamar kecilnya?
10. Fabel, menyatakan perilaku binatang
sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
Contoh : perilakunya seperti ular yang
menggeliat.
11. Eponim, menjadikan nama orang sebagai
tempat atau pranata.
Contoh : Kita bermain ke rumah Lina.
12. Simbolik, melukiskan sesuatu dengan menggunakan
simbol atau lambang untuk menyatakan
maksud.
13. Totum pro parte, pengungkapan keseluruhan objek
padahal yang dimaksud hanya sebagian.
Contoh : Indonesia bertanding Volly melawan
Thailand. (menyebutkan seakan-akan seluruh bangsa Indonesia bermain padahal
hanya 6 orang yg bermain)
MAJAS PERTENTANGAN
1. Oksimoron, majas yang antarbagiannya
menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh : Cinta membuatnya bahagia,
tetapi juga membuatnya menangis
2. Paradoks, pengungkapan dengan menyatakan
dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
Contoh : Gajinya besar tapi hidupnya
melarat.
3. Antitesis, majas yang menggunakan kata-kata
yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
Contoh : Hitam dan putih adalah warna
kesukaanku.
MAJAS SINDIRAN
1. Sarkasme, sindiran langsung dan kasar.
Contoh : Masa menulis saja tidak bisa,
bodoh sekali kamu!
MAJAS PENEGASAN
1. Apofasis, penegasan dengan cara
seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan
dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang
negara
2. Pleonasme, menambahkan keterangan pada
pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak
diperlukan.
Contoh : Darah merah membasahi baju dan
tubuhnya
3. Repetisi, perulangan kata, frase, dan
klausa yang sama dalam suatu kalimat.
4. Pararima, pengulangan konsonan awal dan
akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
5. Aliterasi, repetisi konsonan pada awal kata
secara berurutan.
Contoh : Keras-keras kena air lembut
juga
6. Paralelisme, pengungkapan dengan menggunakan
kata, frase, atau klausa yang sejajar.
Contoh : Jika kamu minta, aku akan
datang
7. Tautologi, pengulangan kata dengan
menggunakan sinonimnya.
Contoh : Kejadian itu tidak saya
inginkan dan tidak saya harapkan
8. Sigmatisme, pengulangan bunyi "s"
untuk efek tertentu.
9. Antanaklasis, menggunakan perulangan kata yang
sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
10. Klimaks, pemaparan pikiran atau hal
secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal
yang kompleks/lebih penting.
Contoh : Kesengsaraan membuahkan
kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.
11. Antiklimaks, pemaparan pikiran atau hal
secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang
sederhana/kurang penting.
Contoh : Ketua pengadilan negeri itu
adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal namanya
12. Inversi, menyebutkan terlebih dahulu predikat
dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
Contoh : Pergilah ia meninggalkan kami,
keheranan kami melihat peranginya.
13. Retoris, ungkapan pertanyaan yang
jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
Contoh : inikah yang kau namai bekerja?
14. Elipsis, penghilangan satu atau beberapa
unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
Contoh : Risalah derita yang menimpa
ini.
15. Koreksio, ungkapan dengan menyebutkan
hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang
sesungguhnya.
Contoh : Silakan pulang
saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
16. Polisindenton, pengungkapan suatu kalimat atau
wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
17. Asindeton, pengungkapan suatu kalimat atau
wacana tanpa kata penghubung
18. Interupsi, ungkapan berupa penyisipan
keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut
oleh perempuan lain.
19. Ekskalamasio, ungkapan dengan menggunakan
kata-kata seru.
Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan
menggigil.
20. Enumerasio, ungkapan penegasan berupa
penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
Contoh : Laut tenang. Di atas permadani
biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin
berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini
bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang
haromonis. Itulah keindahan sejati.
21. Preterito, ungkapan penegasan dengan cara
menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
22. Alonim, penggunaan varian dari nama
untuk menegaskan.
23. Kolokasi, asosiasi tetap antara suatu kata
dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
24. Silepsis, penggunaan satu kata yang
mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu
konstruksi sintaksis.
Contoh : ia menundukkan kepala dan
badannya untuk memberi hormat kepada kami.
25. Zeugma, silepsi dengan menggunakan kata
yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua,
sehingga menjadi kalimat yang rancu.
TAMBAHAN
1) Majas Metafora, gabungan dua hal yang berbeda
yang dapat membentuk suatu pengertian baru.
Contoh : Raja
siang, kambing hitam
2) Majas Alegori, majas perbandingan yang
memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh.
Contoh : Suami
sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
3) Majas Personifikasi, majas
yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat – sifat manusia kepada
benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup.
Contoh : Awan
menari – nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk – batuk
4) Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi ), suatu
perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Contoh :
Bagaikan harimau pulang kelaparan, seperti menyulam di kain yang lapuk
5) Majas Antitesis, gaya bahasa yang membandingkan
dua hal yang berlawanan. Contoh : Air susu dibalas air tuba
6) Majas Hiperbola, suatu gaya bahasa yang bersifat
melebih – lebihkan. Contoh : Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar
anaknya kecelakaan
7) Majas Ironi, gaya bahasa yang bersifat
menyindir dengan halus. Contoh : Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak
bisa dibaca
8) Majas Litotes, majas yang digunakan untuk
mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk merendahkan hati.
Contoh :
Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )
9) Majas Sinisme, majas yang menyatakan sindiran
secara langsung.
Contoh :
Perilakumu membuatku kesal
10) Majas Oksimoron, majas yang antarbagiannya
menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contoh
: Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis
11) Majas Metonimia, majas yang memakai merek suatu
barang.
Contoh : Kami ke
rumah nenek naik kijang
12) Majas Alusio, majas yang mepergunakan
peribahasa / kata – kata yang artinya diketahui umum.
Contoh :
Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945
13) Majas Eufemisme, majas yang menggunakan kata –
kata / ungkapan halus / sopan. Contoh
: Para tunakarya itu perlu diperhatikan
14) Majas Elipsis, majas yang manghilangkan suatu
unsure kalimat.
Contoh : Kami
ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
15) Majas Inversi, majas yang dinyatakan oleh
pangubahan suatu kalimat.
Contoh : Aku
dan dia telah bertemu à Telah
bertemu, aku dan dia
16) Majas Pleonasme, majas yang menggunakan kata –
kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata.
Contoh : Mari
naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan
17) Majas Antiklimaks, majas
yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin lama makin menurun.
Contoh : Para
bupati, para camat, dan para kepala desa
18) Majas Klimaks, majas yang menyatakan beberapa
hal berturut – turut yang makin lama makin mendebat.
Contoh : Semua
anak – anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek
19) Majas Retoris, majas yang berupa kalimat tanya
yang jawabanya sudah diketahui. Contoh
: Siapakah yang tidak ingin hidup ?
20) Majas Aliterasi, majas yang memanfaatkan kata –
kata yang bunyi awalnya sama. Contoh
: Inikah Indahnya Impian ?
21) Majas Antanaklasis, majas
yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh : Ibu
membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
22) Majas Repetisi, majas perulangan kata – kata
sebagai penegasan.
Contoh : Selamat
tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku
23) Majas Paralelisme, majas
perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang berbeda.
Contoh : Hati
ini biru Hati ini lagu Hati ini debu
24) Majas Kiasmus, majas yang berisi perulangan dan
sekaligus mengandung inverse. Contoh
: Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya
25) Majas Simbolik, majas perbandingan yang melukiskan
sesuatu dengan membandingkan dengan benda – benda lain.
Contoh : Dia
menjadi lintah darat
26) Majas Antonomasia, majas
yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang berdasarkan cirri / sifat
menonjol yang dimilikinya.
Contoh : Si
pincang, Si jangkung, Si kribo
27) Majas Tautologi, majas yang melukiskan sesuatu
dengan mempergunakan kata – kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk
mempertegas arti.
Contoh : Saya
khawatir dan was – was dengannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar